Selasa, 29 November 2011

Kompetisi Bola Volley Warnai HUT Gereja PNIEL Opiaref


            Dalam rangka memperingati HUT ke-54 Gereja PNIEL Opiaref, Biak Timur, Kabupaten Biak Numfor, maka panitia peringatan selain melaksanakan ibadah syukur bersama, juga menggelar kompetisi bola volley yang diikuti 8 club putra dan putri yang ada di Biak untuk merebutkan piala bergilir PNIEL Cup ke-3. Kompetisi yang berlangsung dari 14 sampai 28 November 2007 ini, secara resmi dibuka oleh Bupati Biak Numfor Yusuf Melianus Maryen, S.Sos MM selaku anak Opiaref yang ditandai dengan pemukulan bola pertama.
            Wakil Ketua Panitia Kompetisi Bola Volley Memperingati HUT Gereja PNIEL, Opiaref, Demikianus Arwakon mengatakan, selain merebutkan piala bergilir PNIEL Cup ke-3, kompetisi bola volley yang berlangsung di lapangan Pantai Bonuri, Opiaref ini, bagi para pemenang juga mendapat hadiah tropi tetap dan uang pembinaan. Bagi juara pertama mendapat uang pembinaan sebesar Rp. 2.000.000,-. Juara kedua mendapat Rp. 1.600.000,-, juara ketiga mendapatkan Rp. 1.200.000, sedangkan juara keempat mendapatkan Rp. 1.800.000,-.
            Menurut Demikianus, kompetisi pada tahun pertama dan kedua untuk tim putra, tampil sebagai juara pertama tim dari Kantor Kebersihan Kabupaten Biak Numfor, sedangkan tim tuan rumah menduduki runner up. Untuk tim putri, pada tahun lalu tampil sebagai juara pertama tim Aumada dan juara kedua diraih tim Waikiki. Adapun kompetisi bola volley ini terlaksana selain atas dukungan dari jemaat PNIEL Opiaref, juga atas partisipasi dari Bupati Biak Numfor yang merupakan putra asli dari Opiaref.
            Ditemui di sela-sela pertandingan, Bupati Biak Numfor berpesan kepada para pemain agar bermain sportif dan menunjukkan kemampuan terbaiknya. Karena menurutnya, kompetisi bola volley ini tidak semata-mata mencai kemenangan, namun yang terpenting adalah sebagai sarana persaudaraan guna menunjang hikmat dari peringatan HUT ke-54 Gereja PNIEL Opiaref.
            “Kompetisi ini juga sebagai ajang mencari bibit atelit bola volley di Kabupaten Biak Numfor, sekaligus sarana untuk meningkatkan jalinan persaudaraan. Maka itu, saya berpesan, kiranya para pemain tetap menjunjung rasa sportifitas,” ingat Bupati Maryen.
            Dari pengamatan KPDE Biak Numfor, Rabu sore kemarin, dipertandingkan tim putra antara tim tuan rumah Sauin Insumas melawan tim Kantor Kebersihan. Karena sore itu cuaca mulai gelap, sedangkan kedudukan sama kuat 1-1, akhirnya pertandingan ditunda Kamis sore ini. Sedangkan untuk tim putri, dipertandingkan tim tuan rumah melawan Biak Elektrik PLN, yang dimenangkan oleh tim dari PT PLN Cabang Biak. Meski baru pada hari pertama, namun jalannya pertandingan bola volley berlangsung seru dan ramai. Sorak sorai sporter terdengar seakan tidak ada hentinya untuk memberi semangat kepada tim yang didukungannya itu.
            Sedangkan di hari kedua (Kamis, 15/11) pada tim putra dipertandingkan tim Arvita Kompi Senapan C Biak melawan tim Nayak, sedangkan untuk putri dipertandingkan tim Invoba melawan tim LAPAN Biak. (danang sadana)

KAMPUNG BAKRIBO

GEREJA PNIEL OPIAREF DI LIHAT DARI ATAS GUNUNG DI KAMPUNG BAKRIBO

JLN RAYA BARITO

JLN. MASUK DI MARIRES (BRONGAWO)



KAMPUNG OPIAREF





PARA NELAYANG MENGUNAKAN PERAHU DAYUNG UNTUK MEMANCING IKAN DI PESISIR PANTA ISTIHAN YANG SERING DI GUNAKAN DI DARAH KAMI ALIAS DI OPIAREF ADALAH TUNSA - TUNDA IKAN ( SERING IKAN YANG TERKENA PANCING DARI NELAYANG NELAYANG ADALAH IKAN PANJANG / IKAN SAKO DI SAMPING ITU PULA ADA YANG BERDIRI DI PESISIR PESIR PASIR DAN LEMPAR IKAN / UMPANG YANG DI GAIT  PADA MATA KAIL

 PANTAI YENSAMA YANG BEGITU INDAH NAMUN TAK TERURUS ATAU TAK TERAWAT PADA HAL PANTAI INI PASIRNYA WARNA PUTIH BERUPA GULA PASIR

KEDIAMAN BUPATI BIAK DI LIHAT DARI SISI TIMUR

PANTAI YENSAMA



TANJUNG INGGUNDI

 RAMAINYA PARA ADE ADEKU MEMANCING DAN BERMAIN MAIN DI PANTAI YENSAMA

 RAMAINYA PARA ADE ADEKU MEMANCING DAN BERMAIN MAIN DI PANTAI YENSAMA
 ADEKU EVELIN YANG SEDANG MEMEGANG UMPAN UNTUK DI GAITKAN DI MATA KAIL
INDAHNYA PANTAI YENSAMA PADA SORE HARI

INDAHNYA PANTAI YENSAMA PADA SORE HARI

PANTAI YENSAMA DI LIHAT SARI LAUT









mawar putih dan Burung pengisap madu

pada saat musim semi bunga- bunga kerkembang begitu indah di taman bunga. begitu pula dengan burung burung yang terbang mencari madu di bunga bunga. kita burung burung itu terbang untuk mencari madu ada seekor burung yang melihat bunga mawar putih itu dan dia pun terbang dan isap madu dari bunga mawar itu dan ketika ia mengambil madu dari mawar putih itu dia mencium mawar putih itu harum.
pada keesokan harinya burung itu datang kembali dan mengambil madu dari mawar itu. pada saat itu burung berkata kepada mawar putih itu " aku sayang kamu "bolehkah aku menjadi pacarmu " dan mawar itu berkata" itu tidak mungkin karena aku ini hanya bunga yang tak bisa pindah kemana mana ".
lalu burung berkata lagi " apakah yang harus ku perbuat agar kau dapat percaya pada ku "
bunga mawar putih itu berkata "berikan aku waktu besok untuk aku menjawabnya "
kemudian burung itu berkata " oklah kalau itu maumu akan kutungguh hinggah besok "
lalu burung itu pun terbang meninggalkan bunga mawar putih itu "
keesok harinya burung itu kembali lagi dan mengambil mawar putih itu lalu bunga itu berkata " hei aku sudah memikirkan jawabanya namun itu aku butuh bukti yang nyata darimu " kemudian burung itu berkata " apa yang harus ku perbuat agar kau dapat percaya padaku " ini ada satu permintahanku kalau kau mau memenuhinya aku terima kau jadi pacarku lalu burung itu berkata " ok apa " mawar putih membalasnya " ini jika kau meruhku menjadi mawar merah aku terima kamu jadi pacarku " kemudian burung itu melukai sayapnya dan meneteskan darahnya di bunga mawar itu hingga mawar putih itu perlahan lahan menjadi merah pada saat mawar putih itu menjadi warna merah barulah ia sadar bahwa betul betul burung itu sangan mencintanya apa adanya. namun semuanya sudah terlambat burung itu sudah tak ada lagi ( mati)

Sabtu, 26 November 2011

sepanjang Kecamatan Biak Timur




Sejauh anda menyisir jalan sepanjang Kecamatan Biak Timur, yang anda temui adalah pesona pantai. Kampung Opiaref, yang bisa dinikmati dari kampung ini bukan hanya pesona pantainya saja, juga aktifitas masyarakatnya melalui kegiatan memancing. Posisi Kampung Opiaref berdiri diatas tebing-tebing batu karang, beberapa rumah mereka sengaja dibangun ditepian batu karang, dan menghubungkan rumah mereka dengan laut melalui bantuan tali yang terjuntai ke bawah dari teras rumah, yang berfungsi sebagai alat bantu naik dan turun dari rumah ke laut dan sebaliknya.

Di atas tebing, tempat ini sangat ideal untuk memancing ikan, karena berbagai jenis ikan kecil
dan besar yang secara berkelompok sering berada di lokasi ini, juga karena kita dapat melihat pergerakan ikan yang berkelompok, jika dibantu dengan kaca mata khusus yang dapat menghilangkan pengaruh pantulan sinar matahari, ikan-ikan akan lebih jelas lagi bisa dilihat pergerakannya.

Teknik memancing yang sering mereka gunakan biasa disebut dengan Cigi, pancingan yang berbentuk seperti jangkar dengan 3 mata kail, langsung digunakan untuk memancing tanpa menggunakan umpan, dengan teknik tarikan yang kuat dan cepat, salah satu dari mata pancing akan mengenai beberapa bagian dari ikan yang bergerombol tersebut. Melihatnya terasa begitu mudah, namun jika tidak berpengalaman memancing tanpa menggunakan umpan pasti akan mengalami kesulitan.

Memory In The Byak Island

Agus & sam
jowin di pantai yensama
sam di pantai saba
Sam makan Pinang
jowin di Pantai Saba
Pantai Saba

Biodataku

JOWIN ALFONS MICHAEL YENSENEM


Nama Lengkap                 : Jowin Alfons Michael Yensenem
Nama Pangilan                 : Jowin
TTL                                 : Opiaref,08 jully 1987
Kuliah di                          : Universitas Sam Ratulangi
Fakultas                           : Sastra
Program Study                 : Bahasa Asing ( Bhs Jepang)
Asal Sekolah                   :  SMA YPPK Tiga Raja Timika
Status                              : Belum Kawin
Hobby                             : Editing Vidio, Dengar Lagu, Mengambar

Motto                             : 7:7 "Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan 
                                        mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. 
Cita - Cita                       : kita yang akan merainya namun semuanya di berikan dari Ia yang Maha Kuasa

Rabu, 23 November 2011

Pengertian SARA (Suku Ras Agama dan Antar golongan)

SARA adalah berbagai pandangan dan tindakan yang didasarkan pada sentimen identitas yang menyangkut keturunan, agama, kebangsaan atau kesukuan dan golongan. Setiap tindakan yang melibatkan kekerasan, diskriminasi dan pelecehan yang didasarkan pada identitas diri dan golongan dapat dikatakan sebagai tidakan SARA. Tindakan ini mengebiri dan melecehkan kemerdekaan dan segala hak-hak dasar yang melekat pada manusia. SARA Dapat Digolongkan Dalam Tiga Katagori :
• Kategori pertama yaitu Individual : merupakan tindakan Sara yang dilakukan oleh individu maupun kelompok. Termasuk di dalam katagori ini adalah tindakan maupun pernyataan yang bersifat menyerang, mengintimidasi, melecehkan dan menghina identitas diri maupun golongan.
• Kategori kedua yaitu Institusional : merupakan tindakan Sara yang dilakukan oleh suatu institusi, termasuk negara, baik secara langsung maupun tidak langsung, sengaja atau tidak sengaja telah membuat peraturan diskriminatif dalam struktur organisasi maupun kebijakannya.
• Kategori ke tiga yaitu Kultural : merupakan penyebaran mitos, tradisi dan ide-ide diskriminatif melalui struktur budaya masyarakat.
Dalam pengertian lain SARA dapat di sebut Diskriminasi yang merujuk kepada pelayanan yang tidak adil terhadap individu tertentu, di mana layanan ini dibuat berdasarkan karakteristik yang diwakili oleh individu tersebut. Diskriminasi merupakan suatu kejadian yang biasa dijumpai dalam masyarakat manusia, ini disebabkan karena kecenderungan manusian untuk membeda-bedakan yang lain. Ketika seseorang diperlakukan secara tidak adil karena karakteristik suku, antargolongan, kelamin, ras, agama dan kepercayaan, aliran politik, kondisi fisik atau karateristik lain yang diduga merupakan dasar dari tindakan diskriminasi Diskriminasi langsung, terjadi saat hukum, peraturan atau kebijakan jelas-jelas menyebutkan karakteristik tertentu, seperti jenis kelamin, ras, dan sebagainya, dan menghambat adanya peluang yang sama. Diskriminasi tidak langsung, terjadi saat peraturan yang bersifat netral menjadi diskriminatif saat diterapkan di lapangan.
SARA akhir-akhir ini muncul sebagai masalah yang dianggap menjadi salah satu sebab terjadinya berbagai gejolak sosial di negara kita. Perkelahian antara suku Madura dan suku Dayak di Kalimantan Barat, perkelahian antara suku Makasar dan penduduk asli Timor yang kemudian berkembang menjadi pergesekan antaragama Katolik dan Islam, merupakan contoh peristiwa SARA (suku, agama, ras, antargolongan) di negara kita. Indonesia terdiri dari pulau-pulau dan suku bangsa, maka masalah SARA merupakan hal biasa. Tapi ada beberapa hal menarik untuk dicermati dalam masalah SARA. Pertama, hubungan antara suku pribumi dan nonpribumi (baca: Cina) sampai saat ini belum dapat dipecahkan, dan tetap menjadi pemicu potensial timbulnya konflik sosial. Kedua, SARA muncul kembali sebagai faktor pendorong timbulnya "nasionalisme daerah", berupa upaya memisahkan suatu wilayah dari wilayah Republik Indonesia, meskipun masalah ini secara historis seharusnya sudah selesai ketika bangsa ini memproklamasikan Sumpah Pemuda 1928. Ketiga, ada gejala bergesernya sebab pemicu: timbulnya gejolak sosial dari masalah SARA ke masalah yang bersifat struktural.
SARA, khususnya agama, sering terlihat menjadi pemicu. Namun kita perlu bersikap hati-hati sebelum mengambil kesimpulan bahwa agama "adalah pemicu utama" pecahnya suatu konflik sosial. Faktor agama dari SARA hanya menjadi "limbah" suatu masalah yang lebih besar, seperti masalah penguasaan sumber daya alam, kesiapan bersaing, serta kolusi antara pejabat dan suatu etnik tertentu. Demikian pula halnya suku dalam SARA. Sebagai contoh, kebetulan etnik Cina atau suku Makasar dan Madura mampu bersaing dalam penguasaan sumber alam, maka merekalah yang dijadikan tumpuan kemarahan suku yang merasa kehilangan penguasaan sumber alamnya.
Kita memang perlu melihat masalah SARA dari perspektif lain, yakni perspektif ketidakseimbangan antara suku dalam akses mereka pada sumber alam dan faktor-faktor pada tingkat makro lain, seperti belum terciptanya birokrasi yang secara politis netral. Perspektif seperti ini akan melihat masalah sebenarnya yang kini dihadapi bangsa ini, karena SARA hanya merupakan "limbah" masalah dasar itu, serta wahana mobilisasi masyarakat, guna menarik perhatian pemerintah untuk menyelesaikan masalah dasar tersebut. Indonesia memang perlu perubahan apabila ingin memasuki abad ke-21 dengan utuh sebagai suatu bangsa.
SARA tak akan mampu memicu terjadinya suatu ketegangan apabila tak terkait dengan faktor struktural yang ada dalam masyarakat. Singapura dan Malaysia adalah negara multietnik dan multibudaya, namun hubungan antaretnik relatif harmonis. Hipotesis saya, karena Pemerintah Malaysia dan Singapura -berserta aparaturnya- termasuk pemerintahan yang bersih, baik dari segi ekonomi maupun politik. Karena aparatur kedua pemerintahan itu bersih, maka keadilan pun terjamin.
Masih sulit untuk mengatakan bahwa kita telah memiliki suatu pemerintahan yang bersih. Akibatnya, keadilan sulit dicapai.Sekelompok etnik tertentu, yang bekerja sama dengan aparatur negara yang tak bersih, mampu lebih cepat memanfaatkan kesempatan yang diciptakan pemerintah. Hal ini kemudian menimbulkan masalah SARA atau sikap anti terhadap suku tertentu.
Tapi kita perlu memahami bahwa masalah tersebut muncul karena kelompok etnik itu mengalami political insecurity dalam masyarakat, sehingga mereka perlu mencari security melalui aliansi dengan aparatur pemerintah yang mengalami economic insecurity.
Gejala menarik yang terjadi di negara kita, adanya satu birokrasi yang merupakan bagian suatu organisasi sosial politik (orsospol). Ketidaknetralan birokrasi itu dapat memancing ketegangan sosial yang manifestasinya adalah pada tindakan SARA. Contohnya, beberapa gejolak sosial pada Pemilu 1997, seperti terjadi di Pekalongan. Dalam hal ini, kita dapat mendeteksi adanya political insecurity di kalangan aparatur, yakni takut kehilangan jabatan apabila orsospol tertentu kalah. Political insecurity itu sering dimanifestasikan dalam tingkah laku yang bersifat overakting, yang dapat menimbulkan reaksi keras dari orsospol lain, yang pada akhirnya menimbulkan tindakan SARA.
Bagaimanapun, SARA adalah bagian dari bangsa dan negara Indonesia. Kita tak dapat menghindar dari masalah ini. Kita dapat mencegah SARA menjadi sumber kerawanan dengan menempuh beberapa cara. Pertama, dalam membangun perekonomian harus secara tegas ditempuh pendekatan affirmative action, yakni memberi kesempatan sebesar-besarnya kepada penduduk pribumi untuk berkembang. Kedua, pemerintah harus menciptakan aparatur pemerintah yang netral dari segi politis. Korpri harus dianggap sebagai organisasi profesional pegawai negeri sipil, bukan mesin perolehan suara dalam pemilu. Ketiga, terciptanya suatu organisasi bagi kelompok etnik Cina yang dapat memberikan perlindungan politis bagi mereka, sehingga tak perlu mencari perlindungan kepada birokrasi. Keempat, menciptakan pemerintahan yang bersih dari segala jenis kecurangan.


http://insearching.tripod.com/sara.html http://www.hamline.edu/apakabar/basisdata/1997/07/25/0033.html http://id.wikipedia.org/wiki/SARA

GELERI PERSIPURA

PHOTO PARA PEMAIN PERSIPURA
BIO PAULIN
RICHARDO SALAMPESSY

ORTIZAN SALOSA

TINUS PAE

GERALD PANGKALI

IAN KABES

HAMKA HAMSAH

LUKAS MANDOWEN

TITUS BONAI

ZAH RAHAN

BOAZ SALOSA

IMANUEL WANGGAI

YOO JAE HOON

VIKTOR


PARA SPORTER / PERSIPURA MANIA