Minggu, 08 April 2012
Senin, 27 Februari 2012
Buaya Ajaib (cerita rakyat papua)
Pada jaman dahulu, hiduplah seorang lelaki bernama Towjatuwa di tepian sungai Tami daerah Irian Jaya.
Lelaki itu sedang gundah, oleh karena isterinya yang hamil tua mengalami kesulitan dalam melahirkan bayinya. Untuk membantu kelahiran anaknya itu, ia membutuhkan operasi yang menggunakan batu tajam dari sungai Tami.
Ketika sedang sibuk mencari batu tajam tersebut, ia mendengar suara-suara aneh di belakangnya. Alangkah terkejutnya Towjatuwa ketika ia melihat seekor buaya besar di depannya. Ia sangat ketakutan dan hampir pingsan. Buaya besar itu pelan-pelan bergerak ke arah Towjatuwa. Tidak seperti buaya lainnya, binatang ini memiliki bulu-bulu dari burung Kaswari di punggungnya. Sehingga ketika buaya itu bergerak, binatang itu tampak sangat menakutkan.
Namun saat Towjatuwa hendak melarikan diri, buaya itu menyapanya dengan ramah dan bertanya apa yang sedang ia lakukan. Towjatuwapun menceritakan keadaan isterinya. Buaya ajaib inipun berkata: "Tidak usah khawatir, saya akan datang ke rumahmu nanti malam. Saya akan menolong isterimu melahirkan." Towjatuwa pulang menemui isterinya. Dengan sangat berbahagia, iapun menceritakan perihal pertemuannya dengan seekor buaya ajaib.
Malam itu, seperti yang dijanjikan, buaya ajaib itupun memasuki rumah Towjatuwa. Dengan kekuatan ajaibnya, buaya yang bernama Watuwe itu menolong proses kelahiran seorang bayi laki-laki dengan selamat. Ia diberi nama Narrowra. Watuwe meramalkan bahwa kelak bayi tersebut akan tumbuh menjadi pemburu yang handal.
Watuwe lalu mengingatkan agar Towjatuwa dan keturunannya tidak membunuh dan memakan daging buaya. Apabila larangan itu dilanggar maka Towjatuwa dan keturunannya akan mati. Sejak saat itu, Towjatuwa dan anak keturunannya berjanji untuk melindungi binatang yang berada disekitar sungai Tami dari para pemburu.
Ravendavita :tip dan tips berita baru terbaru :cerita rakyat
(Diadaptasi secara bebas dari, Alice M. Terada, "The Magic Crocodile," The Magic Crocodile and Other Folktales from Indonesia, Honolulu: University of Hawaii Press, 1994, hal 135-142)
Lelaki itu sedang gundah, oleh karena isterinya yang hamil tua mengalami kesulitan dalam melahirkan bayinya. Untuk membantu kelahiran anaknya itu, ia membutuhkan operasi yang menggunakan batu tajam dari sungai Tami.
Ketika sedang sibuk mencari batu tajam tersebut, ia mendengar suara-suara aneh di belakangnya. Alangkah terkejutnya Towjatuwa ketika ia melihat seekor buaya besar di depannya. Ia sangat ketakutan dan hampir pingsan. Buaya besar itu pelan-pelan bergerak ke arah Towjatuwa. Tidak seperti buaya lainnya, binatang ini memiliki bulu-bulu dari burung Kaswari di punggungnya. Sehingga ketika buaya itu bergerak, binatang itu tampak sangat menakutkan.
Namun saat Towjatuwa hendak melarikan diri, buaya itu menyapanya dengan ramah dan bertanya apa yang sedang ia lakukan. Towjatuwapun menceritakan keadaan isterinya. Buaya ajaib inipun berkata: "Tidak usah khawatir, saya akan datang ke rumahmu nanti malam. Saya akan menolong isterimu melahirkan." Towjatuwa pulang menemui isterinya. Dengan sangat berbahagia, iapun menceritakan perihal pertemuannya dengan seekor buaya ajaib.
Malam itu, seperti yang dijanjikan, buaya ajaib itupun memasuki rumah Towjatuwa. Dengan kekuatan ajaibnya, buaya yang bernama Watuwe itu menolong proses kelahiran seorang bayi laki-laki dengan selamat. Ia diberi nama Narrowra. Watuwe meramalkan bahwa kelak bayi tersebut akan tumbuh menjadi pemburu yang handal.
Watuwe lalu mengingatkan agar Towjatuwa dan keturunannya tidak membunuh dan memakan daging buaya. Apabila larangan itu dilanggar maka Towjatuwa dan keturunannya akan mati. Sejak saat itu, Towjatuwa dan anak keturunannya berjanji untuk melindungi binatang yang berada disekitar sungai Tami dari para pemburu.
Ravendavita :tip dan tips berita baru terbaru :cerita rakyat
(Diadaptasi secara bebas dari, Alice M. Terada, "The Magic Crocodile," The Magic Crocodile and Other Folktales from Indonesia, Honolulu: University of Hawaii Press, 1994, hal 135-142)
Selasa, 29 November 2011
Kompetisi Bola Volley Warnai HUT Gereja PNIEL Opiaref
Dalam rangka memperingati HUT ke-54 Gereja PNIEL Opiaref, Biak Timur, Kabupaten Biak Numfor, maka panitia peringatan selain melaksanakan ibadah syukur bersama, juga menggelar kompetisi bola volley yang diikuti 8 club putra dan putri yang ada di Biak untuk merebutkan piala bergilir PNIEL Cup ke-3. Kompetisi yang berlangsung dari 14 sampai 28 November 2007 ini, secara resmi dibuka oleh Bupati Biak Numfor Yusuf Melianus Maryen, S.Sos MM selaku anak Opiaref yang ditandai dengan pemukulan bola pertama.
Wakil Ketua Panitia Kompetisi Bola Volley Memperingati HUT Gereja PNIEL, Opiaref, Demikianus Arwakon mengatakan, selain merebutkan piala bergilir PNIEL Cup ke-3, kompetisi bola volley yang berlangsung di lapangan Pantai Bonuri, Opiaref ini, bagi para pemenang juga mendapat hadiah tropi tetap dan uang pembinaan. Bagi juara pertama mendapat uang pembinaan sebesar Rp. 2.000.000,-. Juara kedua mendapat Rp. 1.600.000,-, juara ketiga mendapatkan Rp. 1.200.000, sedangkan juara keempat mendapatkan Rp. 1.800.000,-.
Menurut Demikianus, kompetisi pada tahun pertama dan kedua untuk tim putra, tampil sebagai juara pertama tim dari Kantor Kebersihan Kabupaten Biak Numfor, sedangkan tim tuan rumah menduduki runner up. Untuk tim putri, pada tahun lalu tampil sebagai juara pertama tim Aumada dan juara kedua diraih tim Waikiki. Adapun kompetisi bola volley ini terlaksana selain atas dukungan dari jemaat PNIEL Opiaref, juga atas partisipasi dari Bupati Biak Numfor yang merupakan putra asli dari Opiaref.
Ditemui di sela-sela pertandingan, Bupati Biak Numfor berpesan kepada para pemain agar bermain sportif dan menunjukkan kemampuan terbaiknya. Karena menurutnya, kompetisi bola volley ini tidak semata-mata mencai kemenangan, namun yang terpenting adalah sebagai sarana persaudaraan guna menunjang hikmat dari peringatan HUT ke-54 Gereja PNIEL Opiaref.
“Kompetisi ini juga sebagai ajang mencari bibit atelit bola volley di Kabupaten Biak Numfor, sekaligus sarana untuk meningkatkan jalinan persaudaraan. Maka itu, saya berpesan, kiranya para pemain tetap menjunjung rasa sportifitas,” ingat Bupati Maryen.
Dari pengamatan KPDE Biak Numfor, Rabu sore kemarin, dipertandingkan tim putra antara tim tuan rumah Sauin Insumas melawan tim Kantor Kebersihan. Karena sore itu cuaca mulai gelap, sedangkan kedudukan sama kuat 1-1, akhirnya pertandingan ditunda Kamis sore ini. Sedangkan untuk tim putri, dipertandingkan tim tuan rumah melawan Biak Elektrik PLN, yang dimenangkan oleh tim dari PT PLN Cabang Biak. Meski baru pada hari pertama, namun jalannya pertandingan bola volley berlangsung seru dan ramai. Sorak sorai sporter terdengar seakan tidak ada hentinya untuk memberi semangat kepada tim yang didukungannya itu.
Sedangkan di hari kedua (Kamis, 15/11) pada tim putra dipertandingkan tim Arvita Kompi Senapan C Biak melawan tim Nayak, sedangkan untuk putri dipertandingkan tim Invoba melawan tim LAPAN Biak. (danang sadana)
KAMPUNG BAKRIBO
KAMPUNG OPIAREF
![]() | ||
PARA NELAYANG MENGUNAKAN PERAHU DAYUNG UNTUK MEMANCING IKAN DI PESISIR PANTA ISTIHAN YANG SERING DI GUNAKAN DI DARAH KAMI ALIAS DI OPIAREF ADALAH TUNSA - TUNDA IKAN ( SERING IKAN YANG TERKENA PANCING DARI NELAYANG NELAYANG ADALAH IKAN PANJANG / IKAN SAKO DI SAMPING ITU PULA ADA YANG BERDIRI DI PESISIR PESIR PASIR DAN LEMPAR IKAN / UMPANG YANG DI GAIT PADA MATA KAIL |
PANTAI YENSAMA YANG BEGITU INDAH NAMUN TAK TERURUS ATAU TAK TERAWAT PADA HAL PANTAI INI PASIRNYA WARNA PUTIH BERUPA GULA PASIR
![]() |
KEDIAMAN BUPATI BIAK DI LIHAT DARI SISI TIMUR |
![]() |
PANTAI YENSAMA |
![]() |
TANJUNG INGGUNDI |
RAMAINYA PARA ADE ADEKU MEMANCING DAN BERMAIN MAIN DI PANTAI YENSAMA
RAMAINYA PARA ADE ADEKU MEMANCING DAN BERMAIN MAIN DI PANTAI YENSAMA
ADEKU EVELIN YANG SEDANG MEMEGANG UMPAN UNTUK DI GAITKAN DI MATA KAIL
![]() |
INDAHNYA PANTAI YENSAMA PADA SORE HARI |
![]() |
INDAHNYA PANTAI YENSAMA PADA SORE HARI |
![]() |
PANTAI YENSAMA DI LIHAT SARI LAUT |
mawar putih dan Burung pengisap madu
pada saat musim semi bunga- bunga kerkembang begitu indah di taman bunga. begitu pula dengan burung burung yang terbang mencari madu di bunga bunga. kita burung burung itu terbang untuk mencari madu ada seekor burung yang melihat bunga mawar putih itu dan dia pun terbang dan isap madu dari bunga mawar itu dan ketika ia mengambil madu dari mawar putih itu dia mencium mawar putih itu harum.
pada keesokan harinya burung itu datang kembali dan mengambil madu dari mawar itu. pada saat itu burung berkata kepada mawar putih itu " aku sayang kamu "bolehkah aku menjadi pacarmu " dan mawar itu berkata" itu tidak mungkin karena aku ini hanya bunga yang tak bisa pindah kemana mana ".
lalu burung berkata lagi " apakah yang harus ku perbuat agar kau dapat percaya pada ku "
bunga mawar putih itu berkata "berikan aku waktu besok untuk aku menjawabnya "
kemudian burung itu berkata " oklah kalau itu maumu akan kutungguh hinggah besok "
lalu burung itu pun terbang meninggalkan bunga mawar putih itu "
keesok harinya burung itu kembali lagi dan mengambil mawar putih itu lalu bunga itu berkata " hei aku sudah memikirkan jawabanya namun itu aku butuh bukti yang nyata darimu " kemudian burung itu berkata " apa yang harus ku perbuat agar kau dapat percaya padaku " ini ada satu permintahanku kalau kau mau memenuhinya aku terima kau jadi pacarku lalu burung itu berkata " ok apa " mawar putih membalasnya " ini jika kau meruhku menjadi mawar merah aku terima kamu jadi pacarku " kemudian burung itu melukai sayapnya dan meneteskan darahnya di bunga mawar itu hingga mawar putih itu perlahan lahan menjadi merah pada saat mawar putih itu menjadi warna merah barulah ia sadar bahwa betul betul burung itu sangan mencintanya apa adanya. namun semuanya sudah terlambat burung itu sudah tak ada lagi ( mati)
pada keesokan harinya burung itu datang kembali dan mengambil madu dari mawar itu. pada saat itu burung berkata kepada mawar putih itu " aku sayang kamu "bolehkah aku menjadi pacarmu " dan mawar itu berkata" itu tidak mungkin karena aku ini hanya bunga yang tak bisa pindah kemana mana ".
lalu burung berkata lagi " apakah yang harus ku perbuat agar kau dapat percaya pada ku "
bunga mawar putih itu berkata "berikan aku waktu besok untuk aku menjawabnya "
kemudian burung itu berkata " oklah kalau itu maumu akan kutungguh hinggah besok "
lalu burung itu pun terbang meninggalkan bunga mawar putih itu "
keesok harinya burung itu kembali lagi dan mengambil mawar putih itu lalu bunga itu berkata " hei aku sudah memikirkan jawabanya namun itu aku butuh bukti yang nyata darimu " kemudian burung itu berkata " apa yang harus ku perbuat agar kau dapat percaya padaku " ini ada satu permintahanku kalau kau mau memenuhinya aku terima kau jadi pacarku lalu burung itu berkata " ok apa " mawar putih membalasnya " ini jika kau meruhku menjadi mawar merah aku terima kamu jadi pacarku " kemudian burung itu melukai sayapnya dan meneteskan darahnya di bunga mawar itu hingga mawar putih itu perlahan lahan menjadi merah pada saat mawar putih itu menjadi warna merah barulah ia sadar bahwa betul betul burung itu sangan mencintanya apa adanya. namun semuanya sudah terlambat burung itu sudah tak ada lagi ( mati)
Sabtu, 26 November 2011
sepanjang Kecamatan Biak Timur
Sejauh anda menyisir jalan sepanjang Kecamatan Biak Timur, yang anda temui adalah pesona pantai. Kampung Opiaref, yang bisa dinikmati dari kampung ini bukan hanya pesona pantainya saja, juga aktifitas masyarakatnya melalui kegiatan memancing. Posisi Kampung Opiaref berdiri diatas tebing-tebing batu karang, beberapa rumah mereka sengaja dibangun ditepian batu karang, dan menghubungkan rumah mereka dengan laut melalui bantuan tali yang terjuntai ke bawah dari teras rumah, yang berfungsi sebagai alat bantu naik dan turun dari rumah ke laut dan sebaliknya.
Di atas tebing, tempat ini sangat ideal untuk memancing ikan, karena berbagai jenis ikan kecil
dan besar yang secara berkelompok sering berada di lokasi ini, juga karena kita dapat melihat pergerakan ikan yang berkelompok, jika dibantu dengan kaca mata khusus yang dapat menghilangkan pengaruh pantulan sinar matahari, ikan-ikan akan lebih jelas lagi bisa dilihat pergerakannya.
Teknik memancing yang sering mereka gunakan biasa disebut dengan Cigi, pancingan yang berbentuk seperti jangkar dengan 3 mata kail, langsung digunakan untuk memancing tanpa menggunakan umpan, dengan teknik tarikan yang kuat dan cepat, salah satu dari mata pancing akan mengenai beberapa bagian dari ikan yang bergerombol tersebut. Melihatnya terasa begitu mudah, namun jika tidak berpengalaman memancing tanpa menggunakan umpan pasti akan mengalami kesulitan.
Langganan:
Postingan (Atom)